TOTURIAL

Selasa, 20 Januari 2015

LAPORAN KERJA PRAKTEK TEKNIK SIPIL

LAPORAN KERJA PRAKTEK TEKNIK SIPIL


           Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib pada Program S-1 Jurusan Teknik Sipil,pada semester VII dengan beban 2 SKS.   Sasaran dari mata kuliah ini adalah untuk memberikan pengalaman visual secara langsung pada lokasi pelaksanaan   pembangunan   dalam   rangka   memperdalam   pemahaman   mahasiswa terhadap teori-teori yang dipelajari di bangku kuliah.

Teknis pelaksanaan mata kuliah ini adalah dengan mewajibkan mahasiswa melakukan langsung selama 2 bulan kerja setelah sebelumnya mereka membuat persiapan berupa rencana kerja dan landasan teori. Dalam pelaksanaanya mahasiswa dibimbing oleh seorang dosen Pembibing KP dan Pembimbing Lapangan dari pengelola proyek.

bagi mahasiswa yang butuh pabduan atau pun contoh format pembuatan laporan kerja praktek untuk semua pekerjaan merupakan hal yang terpenting, mengingat laporan adalah bentuk penulisan dari setiap kegiatan yang kita ikuti selam berada di lokasi proyek/pekerjaan.
berikut saya share kan contoh laporan kerja praktek untuk bangunan gedung.
1. penambahan ruang kelas SMPN 9 download
2.  pembangunan RKB SMPN 7download
3. Laporan kp proyek pasar Balubur Download
4. Pembangunan Gedung PT. JASA RAHARJA Download
5. Proyek Pembagunan Jembatan Download
6. Konstruksi Pelindung Tebing Disungai download 




referensi:
  www.ilmusipil.com
  http://razulsipil.blogspot.com/2014/03/contoh-laporan-pkl-untuk-diii-teknik.html 
  http://www.slideshare.net 

Jumat, 15 Agustus 2014

METODE PELAKSANAAN BETON PRACETAK

Metode Pelaksanaan Beton Pracetak

beton pracetak merupakan bahan beton yang telah dibuat di pabrik dengan bentuk sesuai cetakan, kemudian beton yang dicetak tersebut akan diangkut dan dipasang ke tempat lokasi konstruksi bangunan.
Menurut SKSNI T-15-1991-03 beton pracetak adalah komponen beton yang dicor di tempat yang bukan merupakan posisi akhir dalam suatu struktur. Kekuatan beton yang dipakai sekitar 4000 sampai 6000 psi dan dengan kekuatan lebih tinggi. Beton cor di tempat memerlukan lebih banyak bekisting dan minimal dalam pemakaian ulang maksimal 10 kali, sedang untuk beton pracetak bekisting kayu atau fiber glass bisa di pakai  sampai 50 kali dengan sedikit perbaikan.

Gambar 1. Besi Tulangan Balok Pracetak

Gambar 2. Pengecoran Beton Pracetak

Gambar 3. Beton Pracetak Yang Sudah Dicor

Gambar 4. Perakitan Beton Pracetak
 
Pengangkutan elemen pracetak tersebut akan dipasang minimal harus mempertimbangkan sebagai berikut :
  1. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai lokasi.
  2. Jadwal pemasangan elemen pracetak sesuai jadwal rencana.
  3. Alternatif jalan lain yang dilewati seandainya ada satu jalan terjadi hambatan.
  4. Daya tampung lokasi proyek dalam menerima pengiriman elemen pracetak.
  5. Kemampuan crane dalam mengangkat elemen pracetak.
Dalam pemasangan elemen pracetak ke lokasi posisi terakhirnya,beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
  1. Site Plan
  2. Peralatan
  3. Siklus Pemasangan
  4. Tenaga Kerja
Site Plan
Site Plan yang ada maka akan dapat diperoleh hal-hal sebagai berikut :
  1. Dapat menempatkan posisi crane di lokasi proyek sehingga dapat difungsikan semaksimal dalam elemen-elemen pracetak ke posisi terakhirnya.
  2. Dapat direncanakan tempat penumpukan elemen pracetak yang memudahkan pengaturannya.
Peralatan
Dalam penggunaan elemen pracetak,menjadi pertimbangan adalah :
  1. Beberapa crane yang diperlukan dalam suatu proyek agar dapat digunakan semaksimal mungkin .
  2. Berapa radius perputaran crane.
  3. Peralatan pembantu serta jumlah kebutuhan guna mendukung siklus pemasangan elemen pracetak seperti truk,dan lain sebagainya.
Siklus Pemasangan
Secara garis besar siklus pemasangan dari elemen pracetak dapat dijabarkan sebagai berikut :
  1. Pengecoran elemen poer
  2. Pemasangan elemen balok
  3. Pemasangan elemen pelat
  4. Pengecoran over topping
Beberapa tipe elemen pracetak adalah
  1. POER PRECAST
  2. BALOK PRECAST
  3. HALF SLAB PRECAST
  4. PLANK FENDER PRECAST
  5. DOLPHIN
  6. KANSTEEN PRECAST

Alur Pembuatan Beton Precast

Cara Memasang Bouwplank



Cara Memasang Bouwplank

Bouwplank (papan bangunan) berfungsi untuk mendapatkan titik-titik bangunan yang diperlukan
sesuai dengan hasil pengukuran. Syarat-syarat memasang bouwplank :

1.     Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah
2.     Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank tidak goyang akibat pelaksanaan galian
3.     Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.
4.     Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan bouwplank lainnya.
5.     Letak kedudukan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan semua)
6.     Garis benang bouwplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi dan dinding batu bata.
Bentuk hasil pemasangan bouwplank dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 1. pemasangan bouwplank
 
 Gambar 2. Posisi Bouwplank Terhadap Pondasi Dan Dinding Bata

Pembuatan adukan beton secara manual
Mengaduk beton secara adukan tangan
Campuran beton secara pekerjaan tangan, tidak boleh dicampur lebih dari 0,25 m3 sekaligus.
Pasir, kerikil dan semen diaduk dalam keadaan kering di atas lantai yang bersih, paling sedikit tiga kali seperti terlihat pada gambar berikut.
Gambar 3. Semen dituang di atas pasir lalu diaduk

Sesudah itu dibentuk sebuah kolam di tengah campuran komponen yang masih kering dan diisi air menurut tabel yang tercantum diatas. Perlu diperhatikan bahwa terlalu banyak air mengurangi mutu dan ketahanan beton. Kemudian pencampuran dimuali pada bagian pinggiran yang kering dengan air di kolam pada pertengahan sampai semua air tercampur dalam campuran komponen. Sekarang beton dicampur paling sedikit tiga kali lagi sampai adukan menjadi homogen.

Mengaduk beton menggunakan mesin molen

              Pada mesin pengaduk beton pengisian komponen beton kering dan penuangan dilakukan dengan mengubah keringan tabung pengaduk beton. Jika tabung berdiri tegak, maka pencampuran beton tidak dijalankan, karena itu tabung pengaduk beton selalu berputar dalam keadaan miring. Cara mesin pengaduk beton sederhana sekali (karena diciptakan sebagai alat pengaduk beton) dan sangat umum, terutama sebagai mesin pengaduk beton yang agak kecil.

Gambar 4. Mesin Molen  (Aduk Beton)
Gambar 5. Alat takaran Material
 
Pemasangan Bekisting
Manfaat : Sebagai konstruksi pembantu/cetakan dalam pembuatan beton sesuai dengan ukuran yang diharapkan.
Bahan Bekisting
- Papan kayu tebal min 2,5 cm, kayu harus kering dan kuat
- Paku
- Kertas semen atau plastic untuk mencegah agar beton tidak menempel pada bekisting
sehingga bekisting mudah dilepas.
- Kaso-kaso
Pengontrolan terhadap bekisting
- Kedudukan bekisting harus kukuh dan kuat
- periksa posisi tegak dan kerataan dari bekisting yang terpasang
- Periksa ketepatan posisi bekisting terhadap as bangunan (benang bouwplank)
- Periksa skur-skur dan klem-klem pada bekisting
- Tidak diperbolehkan adanya lubang sehingga menimbulkan kebocoran
- Cek apakah bekisting sudah dilapisi oleh kantong semen/plastic atau belum
- Bersihkan bekisting dari kotoran seperti daun, tanah dll
Gambar 6. Bekisting Sloof

Gambar 7. Bentuk-bentuk Bekisting Kolom
 
Plesteran Dinding
Membuat plester adalah melapisi pasangan batu bata, baik bagi pasangan batu kali maupun batu
cetak agar permukaan tidak mudah rusak, rapi dan bersih.
Tahapan pelaksanaan plesteran dinding :
a. Dinding yang akan diplester dibasahi terlebih dahulu
b. Membuat adukan untuk plesteran seperti adukan untuk batu bata
c. Membuat kepala plesteran di beberapa tempat dengan jarak 1 – 1,5 m antara satu dengan
yang lainnya dan diratakan memakai batang (bilah) perata.
d. Kemudian permukaan dinding di antara kepala plesteran diplester secara merata dan
diratakan memakai bilah perata.
Gambar 8. Plesteran Dinding
 
Pemasangan Kusen Pintu dan Jendela
Kusen pintu dipasang pada pasangan tembok. Kusen pintu dipasang sebelum dibuat tembok,
tetapi setelah profil-profil dipasang.
Syarat-syarat untuk kusen pintu sebelum dipasang ;
1. Disetel dengan baik dan tidak terpuntir
2. Diberi batang penguat sudut pada kedua sudut atas dan batang penguat datar yang
menghubungkan kedua kakinya agar sudut atas tidak berubah.
3. Sudah diketam halus
4. Sudah dilengkapi dengan angkur baja dan sepatu baja serta papan
5. Sebaiknya sudah dicat dengan meni kayu
Syarat-syarat pemasangan kusen :
1. Dipasang pada tempat yang telah ditentukan sesuai dengan gambar rencana
2. Dipasang tegak/vertical
3. Tidak boleh tertukar bagian luar dan bagian dalam kusen pintu sehingga membukanya
daun-daun pintu akan terbalik
4. Dipasang terjepit kukuh pada pasangan tembok.

Gambar 9. Pemasangan Kusen Pintu
Gambar 10. Ukuran Bata dan Cara Memotongnya
 
sekian,,,
semoga bermanfaat bagi rekan2 teknik sipil
 
sumber : http://taufikhurohman.blogspot.com
 



Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Lantai Jembatan



Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Lantai Jembatan
Bagian-bagian struktur utama dari konstruksi jembatan adalah struktur pondasi, struktur abutment, struktur pilar, struktur lantai jembatan, struktur kabel, dan struktur oprit. Bagian metoda konstruksi terpenting dalam konstruksi jembatan adalah proses erection lantai jembatan, dimana banyak metoda dimungkinkan untuk melakukan erection tersebut.

Ada  beberapa tipe metoda erection lantai jembatan yang umumnya digunakan untuk berbagai konstruksi jembatan :
  • Sistem Perancah
  • Sistem Service Crane
  • Sistem Launching Truss
  • Sistem Penggunaan Counter Weight dan Link-set
  • Sistem Launching Gantry
  • Sistem Traveller atau Heavy Gantry

1.     Metode Sistem Perancah    
Keuntungan sistem perancah adalah
  • Minimnya alat angkat berat (service crane atau gantry) yang diperlukan, mengingat pengecoran yang dilakukan adalah ditempat
  • Lebih minimnya biaya erection akibat tidak terlibatnya alat angkat berat, khususnya bila tipe ini telah dimiliki (heavy duty shoring)
Kerugian sistem perancah adalah :
  • Produktivitas yang relatif rendah, karena pekerjaan cor ditempat menuntut waktu yang lebih lama untuk proses persiapan (formwork dan peracah) dan proses setting beton.
  • Menurut tipe tanah yang harus baik, dan bila tanah yang ada untuk dudukan perancah kurang baik maka akan berakibat perlunya struktur pondasi khusus (luasan telapak yang lebar atau penggunaan pondasi dalam).
2.     Metode Sistem Servis Crane        
Keuntungan sistem servis crane adalah
  • Produktivitas erection yang tinggi.
  • Tidak terpengaruh kepada tipe tanah yang ada dibawah lantai jembatan (sebatas mampu dilewati untuk manuver alat berat).
Kerugian sistem servis crane adalah
  • Umumnya penggunaan alat berat seperti ini menuntut biaya tinggi mengingat biaya sewa crane dengan kapasitas angkat tinggi adalah relative mahal.
  • Perlunya access road yang memadai untuk memobilisasi service crane.
3.     Metode Sistem Launching Truss 
Keuntungan sistem launching truss adalah
  • Tidak terpengaruh kepada kondisi dibawah lantai jembatan (katakanlah sepenuhnya sungai)
Kerugian sistem launching truss adalah
  • Umumnya penggunaan alat berat seperti ini juga menuntut biaya tinggi.
  • Diperlukan system booking alat yang memadai mengingat tipe ini belum dimiliki banyak oleh sub kontraktor erection.
  • Produktivitas relatif lebih rendah dibandingkan sistem service crane, dimana perlu waktu extra untuk erection truss dan sistem angkat dan menempatkan girder.
4.     Metode Sistem Counter Weight dan Link Set         
          Untuk konstruksi jembatan rangka baja, maka sistem penggunaan alat angkat baik service crane yang mungkin diletakkan diatas ponton atau konvensional gantry adalah cara paling umum digunakan untuk mengangkat dan memasang batang per batang baja di posisinya.
Sistem counter weight akan diperlukan yang biasanya diambil dari konstruksi rangka baja yang belum dipasang ditambah dengan extra beban, agar erection dengan sistem cantilever dapat dilakukan.
Penggunaan “link set” juga dapat dilakukan untuk menghubungkan satu span rangka yang sudah jadi sebagai konstruksi counter weight bagi konstruksi rangka di span selanjutnya. Untuk jelasnya lihat gambar-gambar dibawah ini.

5.     Metode Sistem Launching Gantry        
Untuk konstruksi jembatan dimana lantai jembatannya berupa struktur beton precast segmental-box, maka penggunaan alat launching gantry umumnya dapat digunakan, dimana sistem ini mempunyai kecepatan erection tinggi yang didukung sistem feeding segmental dari sisi belakang alat (tidak dari bawah karena pertimbangan lalu lintas, misalnya).

6.     Metode Sistem Traveller atau Heavy Gantry         
Sistem traveller umumnya digunakan untuk tipe jembatan balance box cantilever, khususnya untuk lantai jembatan dengan beton cor ditempat. Bila pada tipe jembatan tipe ini menggunakan beton precast box segmental, maka sistem alat angkat gantry harus digunakan.
Sistem kedua alat angkat ini juga digunakan untuk konstruksi jembatan kabel, khususnya untuk tipe cable stay, maka erection deck juga memanfaatkan struktur kabel sebagai tumpuan baru sebelum nantinya sistem traveler (bila beton adalah cast in place) atau heavy gantry (bila beton adalah precast) akan maju ke segmen berikutnya.